Langsung ke konten utama

ANTIHISTAMIN


HISTAMIN
Sebelum mempelajari tentang obat-obat antihistamin, ada baiknya terlebih dahulu kita membahas mengenai histamin. Histamin atau β-imidazoletilamin merupakan senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh, disintesis dari L-histidin oleh enzim histidin dekarboksilase. Enzim histidin dekarboksilase merupakan suatu enzim yang banyak terdapat di sel-sel parietal mukosa lambung, sel mast, basofil dan susunan saraf pusat. Histamin berperan pada berbagai proses fisiologis penting seperti regulasi system kardiovaskular, otot halus, kelenjar eksokrin, system imun dan fungsi system saraf pusat. Histamin dikeluarkan dari tempat pengikatan ion pada kompleks heparin-protein dalam sel mast sebagai hasil reaksi antigen-antibodi, bila ada rangsangan senyawa alergen. Senyawa alergen dapat berupa spora, debu rumah, sinar ultra violet, cuaca, racun, tripsin dan ezim proteolitik lainnya, detergent, zat warna, obat, makanan dan beberapa turunan amin.


ANTIHISTAMIN
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamine dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada sisi reseptor H1, H2 dan H3. Efek antihistamin bukanlah suatu reaksi antigen-antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang sudah terjadi. Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Antihistamin bekerja terutama dengan menghambat secara kompetitif (bersaing) interaksi histamin dengan reseptor histaminergik.                            
Berdasarkan hambatan pada reseptor khas histaminrgik, antihistamin dibagi menjadi
tiga kelompok yakni:
1. Antagonis H1 terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi
2. Antagonis H2 digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan
penderita tukak lambung
3. Antagonis H3 belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam proses penelitian lebih
lanjut.

ANTAGONIS H1
Antagonis H1 sering disebut juga antihistamin klasik, adalah senyawa yang dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Digunakan untuk ; alergi, antiemetic, antimabuk, antiparkinson, antibatuk, sedative, antipsikotik, dan anastesi setempat.
Hubungan struktur dan aktifitas antagonis H1
Antihistamin yang memblok reseptor H1 secara umum mempunyai struktur sebagai berikut :
Ar = gugus aril, termasuk fenil, fenil tersubstitusi dan heteroaril
Ar’ = gugus aril kedua
R dan R’ = gugus alkil
X = O , turunan aminoalkil eter dengan efek sedasi yang besar
= N, turunan etilendiamin, senyawa lebih aktif dan lebih toksik
= CH, turunan alkilamin, senyawa kurang aktif dan kurang toksik.

A. Gugus aril yang bersifat lipofil kemungkinan membentuk ikatan hidrofob dengan ikatan reseptor H1. Monosubstitusi gugus yang mempunyai efek induktif (-), seperti Cl atau Br, pada posisi para gugus Ar atau Ar’ akan meningatkan aktivitas, kemungkinan karena dapat memperkuat ikatan hidrofob dengan reseptor. Disubstitusi pada posisi para akan menurunkan aktivitas. Substitusi pada posisi orto atau meta juga menurunkan aktivitas.
B. Secara umum untuk mencapai aktivitas optimal, atom N pada ujung adalah amin tersier yang pada pH fisiologis bermuatan positif sehingga dapat mengikat reseptor H1 melalui ikatan ion.
C. Kuartenerisasi dari nitrogen rantai samping tidak selalu menghasilkan senyawa yang kurang efektif.
D. Rantai alkil antara atom X dan N mempunyai aktifitas antihistamin optimal bila jumlah atom C = 2 dan jarak antara pusat cincin aromatic dan N alifatik = 5 -6 A
E. Faktor sterik juga mempengaruhi aktifitas antagonis H1
F. Efek antihistamin akan maksimal jika kedua cincin aromatic pada struktur difenhidramin tidak terletak pada bidang yang sama.

Secara umum antagonis H1 digunakan dalam bentuk garam-garam HCl, sitrat, fumarat, fosfat, suksinat, tartrat dan maleat untuk meningkatkan kelarutan dalam air.
Berdasarkan struktur kimianya antagonis H1 dibagi ke dalam enam kelompok yakni
1.   turunan eter aminoalkil
2.  turunan etilendiamin
3.  turunan alkilamin
4. turunan piperazin
5. turunan fenotiazin

1. Turunan eter amino alkil
Rumus : Ar(Ar-CH2) CH-O-CH2-CH2-N(CH3)2
Hubungan struktur dan aktifitas :
a. Pemasukan gugus Cl, Br dan OCH3 pada posisi pada cincin aromatic akan meningkatkan aktivitas dan menurunkan efek samping.
b. Pemasukan gugus CH3 pada posisi p-cincin aromatic juga dapat meningkatkan aktivitas tetapi pemasukan pada posisi o- akan menghilangkan efek antagonis H1 dan akan meningkatkan aktifitas antikolinergik
c. Senyawa turunan eter aminoalkil mempunyai aktivitas antikolinergik yang cukup bermakna karena mempunyai struktur mirip dengan eter aminoalkohol, suatu senyawa pemblok kolinergik.
                                       Struktur senyawa turunan eter amino alkil


Contoh senyawa turunan eter amino alkil :
1. Difenhidramin HCl, merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedative dan antikolonergik
2. Dimenhidrinat, adalah garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8- kloroteofilin.
3. Karbinoksamin maleat, mengandung satu atom C asimetrik yang mengikat 2 cincin aromatik.
4. Klemasetin fumarat, merupakan antagonis H1 kuat dengan masa kerja panjang.
5. Pipirinhidrinat digunakan terutama untuk pengobatan rhinitis, alergi konjungtivitis dan demam karena alergi

 2. Turunan etilendiamin
Rumus umum ; Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2
Merupakan antagonis H1 dengan keefektifan yang cukup tinggi, meskipun penekan
system saraf dan iritasi lambung cukup besar.
Hubungan struktur antagonis H1 turunan etilen diamin dijelaskan sebagai berikut :
a. Tripelnamain HCl, mempunyaiefek antihistamin sebanding dengan difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.
b. Antazolin HCl, mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turuan etilendiamin lain.
c. Mebhidrolin nafadisilat, strukturnya mengandung rantai samping amiopropil dalam system heterosiklik karbolin dan bersifat kaku.

                                           Struktur senyawa turunan etilendiamin

    

     3. Turunan alkil amin
Rumus umum ; Ar (Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2
Merupakan antihistamin dengan indeks terapetik cukup baik dengan efek samping dan
toksisitasnya sangat rendah.
Hubungan struktur antagonis H1 dengan turunan alkil amin dijelaskan sebagai berikut :
a) Feniramin maleat, merupakan turunan alkil amin yang memunyai efek antihistamin H1 terendah.
b) CTM, merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan kombinasi.
c) Dimetinden maleat, aktif dalam bentuk isomer levo.
                                                Struktur senyawa turunan alkil amin


      4. Turunan piperazin
Turunan ini memunyai efek antihistamin sedang dengan awal kerja lambat dan masa
kerjanya relatif panjang. Rumus umum senyawa AH1 turunan piperazin .
Hubungan struktur antagonis H1 turunan piperazin dijelaskan sebagai berikut :
a) Homoklorsiklizin, mempunyai spectrum kerja luas, merupakan antagonis yang kuat terhadap histamin serta dapat memblok kerja bradkinin dan SRS-a
b) Hidroksizin, dapat menekan aktivitas tertntu subkortikal system saraf pusat.
c) Oksatomid, merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai reaksi alergi, mekanismenya menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast, sehingga dapat menghambat efeknya.

                                               Rumus Umum AH1 turunan piperazin

5. Turunan fenotiazin
Selain mempunyai efek antihistamin, golongan ini juga mempunyai aktivitas
tranquilizer, serta dapat mengadakan potensiasi dengan obat analgesik dan sedatif.
Hubungan struktur antagonis H1 turunan fenontiazin dijelaskan sebagai berikut :
a. Prometazin, merupakan antihistamin H1 dengan aktivitas cukupan dengan masa kerja panjang.
b. Metdilazin
c. Mekuitazin. Antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan digunakan untuk memperbaiki gejala alergi
d. Oksomemazin, mekanismenya sama seperti mekuitazin

e. Pizotifen hydrogen fumarat, sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan.

                                         Struktur molekul senyawa turunan fenotiazin


diskusi yuk
1. senyawa turunan apa yang kini banyak digunakan ? mengapa demikian , apa kelebihannya dibandingkan turunan lain
2. apakah antihistamin dapat digunakan sebagai obat batuk ?
3. efek antikolinergik apa saja yang akan ditimbulkan dari AH?
4. antagonis H1 digunakan dalam bentuk garam-garam HCl, sitrat, fumarat, fosfat, suksinat, tartrat dan maleat untuk meningkatkan kelarutan dalam air, bagaimana dengan AH 2 ?
5. difenhidramin menyebabkan efek sedative kuat bagian struktur mana yang menimbulkan efek tersebut ?


daftar pustaka
Cartika, H . 2016 . Kimia Farmasi. Jakarta :  Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Komentar

  1. hai soya, terkait antihistamin sebagai obat batuk saya rasa bisa hanya dan hanya jika (ceileh) penggunaannya dikhususkan untuk batuk akibat alergi/radang dan biasanya penggunaannya di combine dengan antibiotik

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa menurut saya bisa , jika batuk merupakan gejala alergi yang timbul tetapi jika batuk bukan merupakan gejala dari alergi maka jawabannya tidak bisa

      Hapus
    2. berarti tetap mekanismenya sebagai obat antialergi ya tania dan cindra ? berarti memblok atau mengatasi penyebab nya ya ?

      Hapus
    3. kalau menurut saya, penggunaan obat ini hanya sebatas pendukung saja jika digunakan untuk obat batuk (tetap tergantung penyebabnya), seperti beberapa yang hari lalu, dari hasil diskusi dengan apoteker dan dokter, untuk mengobati batuk perlu diketahui, pnyebabnya jika alergi saja mungkin bisa hanya digunakan obat golongan antihistamin ini, namu jika batuk yang terjadi dikarenaakan ada luka atau infeksi, obat ini hanya sebatas pendukung saja untuk mengurangi peradangan yang terjadi akibat luka/ infeksi. karena sifatnya mengurangi respon imun pada tubuh.

      Hapus
    4. exactly sepertinya mengurangi gejala saja shoy
      seperti yang amaliah bilang

      Hapus
    5. eh bener deng mel setuju jadi balik lagi ke faktor penyebab nya begitu y kan

      Hapus
    6. Sebaiknya didiagnosa dengan baik dan benar terlebih dahulu

      Hapus
    7. bener bener ko harus di diagnosa oleh petugas yang berhak seperti dokter

      Hapus
  2. untuk difenhidramin, sepertinya ikatan yang memiliki elektron bebas atau ikatan ionik, sehingga bisa dimasuki oleh unsur lain, seperti OCH3 yang sudah dijelaskan

    BalasHapus
  3. Sepertinya untuk AH2 tidak dalam bentuk garam, seperti ranitidin dan simetidin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti ini bisa menjadi salah satu hal yang menjadi pembeda dengan AH1 ya heng ? kalau begitu apa yang menjadi dasar untuk resepto AH2 tidak digunakan dalam bentuk garam ?

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. salah satu efek antikolinergeik AH sepeti susah tidur atau insomnia

    BalasHapus
    Balasan
    1. insomnia ya yan ? namun bukannya penggunaan obat antihistamin malah menimbulkan kantuk ? bukankah hal ini malah bertentangan dengan efek antikolinergik yang yanti sebutkan ?

      Hapus
    2. Bukannya menimbulkan kantuk karena efek sedatif nya ya soy? Berdasar sumber yang saya baca, salah satu efek antikolinergik dari antihistamin yaitu relaksasi otot bronkus.

      Hapus
    3. iya ca maksudnya tadi begitu kan dia mempunyai efek antikolinergik nah yang dikatakan yanti tadi insomnia susah tidur sedangkan obat obat ini kan bersifst sedative apakah tidak bertolak belakang ? huahh yuk luruskan bagi teman teman yg lain give somes opinion dumss ,
      ohh selain itu relaksan bronkus juga ya ca

      Hapus
    4. Yanti sumbernya dari mana?
      Iyessss soy. Juga bisa berefek retensi urin dan pandangan bisa menjadi kabur

      Hapus
    5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    6. iya soy ica, efek antikolinergik AH menyebabkan kantuk, pernyataan diatas sepertinya kurang maksudnya kolinergik nya yg insomnia,

      Hapus
  6. hai kak...
    saya akan coba menjawab pertanyaan no 2
    antihistamin dalam obat batuk:
    banyak digunakan terkombinasi dengan obat batuk lain...yang termasuk golongan ini adalah :

    a. Prometazin
    Derivat fenotiazin ini berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedatif dan antikolinergisnya yang kuat. Contohnya phenergan.
    b. Oksomemazin
    adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama dengan prometazin, daya antikolinergiknya lemah. Contohnya sirup Comtusi dan Toplexil sirup.

    c. Difenhidramin
    Difenhidramin sebagai zat antihistamin, senyawa ini bersifat hipnotik sedatid dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Contohnya adalah Sanadryl sirup.
    d. Klorfeniramin
    Feniramin dan klorfeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan juga dalam ramuan obat batuk. Contohnya ctm, dextamin, celestamin, dan avil.

    (Sumber: Tjay dan Rahardja, 2007)
    semoga bermanfaat kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh thx nola , sepertinya sebagian besar merupakan obat sirup ya , apakah ada alasan tertentu terkait dengan bentuk sediaan yang dipilih ?

      Hapus
  7. obat antihistamin yang banyak digunakan saat ini adalah antihistamin generasi ketiga, dimana yang termasuk antihistamin generasi ketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin (DCL), ketiganya adalah merupakan metabolit antihistamin generasi kedua. Tujuan mengembangkan antihistamin generasi ketiga adalah untuk menyederhanakan farmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek samping yang berkaitan dengan obat sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti bisa dikatakan lebih unggul dari segala aspeknya ya bung , dari segi pencapaian efek terapeutik namun minim efek samping

      Hapus
    2. ya, saya sependapat dengan kak bunga. tetapi saat ini masih juga banyak digunakan antihistamin generasi pertama, dimana efek sedasi (kantuk) yang dihasilkan dimanfaatkan dalam pengobatan agar pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyenyak tanpa terganggu oleh alergi yang dirasakannya

      Hapus
  8. hai soii.. Antihistamin yang saat ini menjadi perhatian para klinisi dan lebih mulai dipertimbangkan dalam penggnaan klinis adalah Cetirizine yang merupakan antihistamin yang sangat kuat dan spesifik. Cetirizine merupakan antagonis reseptor histamin-1(H1) generasi kedua yang aman digunakan pada terapi alergi. Selain mempunyai efek antihistamin, cetirizine juga mempunyai efek antiinflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine terutama ditunjukkan melalui penghambatan kemotaksis sel inflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine juga tercapai melalui penghambatan ekspresi molekul adhesi yang berperan dalam proses penarikan sel inflamasi.

    BalasHapus
  9. Saya ingin menjawab pertanyaan nomor 2.
    Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Istilah antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun, namun seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk kepada antihistamin klasik yang bekerja pada reseptor histamin H1.
    Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini menunjukkan penglepasan histamin dalam jumlah signifikan di tubuh. Jadi menurut saya antihistamin dapat digunakan sebagai obat batuk yang disebabkan oleh alergi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kerjanya kompetitif dengan reseptor histamin sehingga histamin tidak bisa berikatan dengan reseptornya

      Hapus

  10. saya akan coba menjawab pertanyaan no 2
    1.Prometazin
    Derivat fenotiazin ini berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedatif dan antikolinergisnya yang kuat. Contohnya phenergan.
    2. Oksomemazin
    adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama dengan prometazin, daya antikolinergiknya lemah. Contohnya sirup Comtusi dan Toplexil sirup.

    3.Difenhidramin
    Difenhidramin sebagai zat antihistamin, senyawa ini bersifat hipnotik sedatid dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Contohnya adalah Sanadryl sirup.
    4. Klorfeniramin
    Feniramin dan klorfeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan juga dalam ramuan obat batuk. Contohnya ctm, dextamin, celestamin, dan avil

    BalasHapus
  11. saya ingin mencoba menjawab soal no 3
    efek antikolinergik ini dapat timbul pada beberapa pasien berupa mulut kering, kesukaran miksi dan impotensi

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan jawaban sonia, tetapi terkadang efek samping tersebut hanya terjadi pada beberapa orang saja

      Hapus
    2. selain yang disebutkan sonia, efek antikolinergik juga dapat berupa kemerahan pada kulit, sulit buang air besar, gangguan saraf otak meskipun jarang terjadi dan peningkatan suhu badan

      Hapus
  12. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2
    Jadi antihistamin dapat juga digunakan sebagai obat batuk. Contohnya : Feniramin : Avil (Hoechst) Zat ini berdaya antihistamink baik dengan efek meredakan batuk yang cukup baik dan daya antihistamin yang kuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Antihistamin bukan hanya untuk mengobati batuk tetapi juga untuk pengobatan gejala2 akibat reaksi alergi. Dg contoh obat:loratadine..

      Hapus
  13. saya juga akan menjawab pertanyaan no 2,tentu saja bisa bisa digunakan sebagai obat batuk,Tetapi hanya bisa digunakan untuk batuk yang disebabkan oleh alergi, mengapa?karena,antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen.

    BalasHapus
  14. efek antikolinergik AH menyebabkan kantuk

    BalasHapus
  15. No 3
    Salah satu efek antikolinergik dari antihistamin adalah mudah menyebabkan kantuk karena bekerja dengan merelaksasi otot bronkus

    BalasHapus
  16. No 3
    Salah satu efek antikolinergik dari antihistamin adalah mudah menyebabkan kantuk karena bekerja dengan merelaksasi otot bronkus

    BalasHapus
  17. jawaban no 2
    obat antihistamin yang banyak digunakan saat ini adalah antihistamin generasi ketiga, dimana yang termasuk antihistamin generasi ketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin (DCL), ketiganya adalah merupakan metabolit antihistamin generasi kedua

    BalasHapus
  18. pertanyaan no 2
    antihistamin dalam obat batuk:
    banyak digunakan terkombinasi dengan obat batuk lain...yang termasuk golongan ini adalah :

    a. Prometazin
    Derivat fenotiazin ini berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedatif dan antikolinergisnya yang kuat. Contohnya phenergan.
    b. Oksomemazin
    adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama dengan prometazin, daya antikolinergiknya lemah. Contohnya sirup Comtusi dan Toplexil sirup.

    c. Difenhidramin
    Difenhidramin sebagai zat antihistamin, senyawa ini bersifat hipnotik sedatid dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Contohnya adalah Sanadryl sirup.
    d. Klorfeniramin
    Feniramin dan klorfeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan juga dalam ramuan obat batuk. Contohnya ctm, dextamin, celestamin, dan avil.

    BalasHapus
  19. untuk jawaban nomor 2. dari beberapa artikel yang saya baca mengatakan bahwa antihistamin dapat digunakan sebagai obat batuk. contoh obat golongan antihistamin yang dapat mengobati batuk adalah prometazin, oksomemazin, difendramin dan klorfeniramin.

    BalasHapus
  20. antihistamin dapat digunakan sebagai obat batuk contoh golongan yang dapat digunakan sebagai obat batuk yaitu Prometazi, Oksomemazin, Difenhidramin, Klorfeniramin

    BalasHapus
  21. golongan yang dapat digunakan sebagai obat batuk yaitu Prometazi, Difenhidramin, Klorfeniramin

    BalasHapus
  22. no. 2 yaa
    karena Antagonis-H1 bekerja dalam kadar rendah dapat menghambat secara bersaing kerja histamin pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Diklinik digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata, hidung dan tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit, seperti pruriti untikaria, ekzem dan dormatitis.

    BalasHapus
  23. obat antihistamin yang banyak digunakan saat ini adalah antihistamin generasi ketiga, dimana yang termasuk antihistamin generasi ketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin (DCL),Tujuan mengembangkan antihistamin generasi ketiga adalah untuk menyederhanakan farmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek samping yang berkaitan dengan obat sebelumnya

    BalasHapus
  24. hai kak untuk pertanyaan no 2 jawabannya bisa, contohnya:
    banyak digunakan terkombinasi dengan obat batuk lain...yang termasuk golongan ini adalah :

    a. Prometazin
    Derivat fenotiazin ini berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedatif dan antikolinergisnya yang kuat. Contohnya phenergan.
    b. Oksomemazin
    adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama dengan prometazin, daya antikolinergiknya lemah. Contohnya sirup Comtusi dan Toplexil sirup.

    c. Difenhidramin
    Difenhidramin sebagai zat antihistamin, senyawa ini bersifat hipnotik sedatid dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Contohnya adalah Sanadryl sirup.
    d. Klorfeniramin
    Feniramin dan klorfeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan juga dalam ramuan obat batuk. Contohnya ctm, dextamin, celestamin, dan avil.

    (Sumber: Tjay dan Rahardja, 2007)

    BalasHapus
  25. Pertanyaan no.2
    Untuk penyakit batuk, lebih baik diketahui terlebih dahulu penyebab dari batuk tersebut. apakah batuk tersebut karena alergi atau batuk tersebut dikarenakan faktor lain, seperti adanya bakteri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

EFEK SAMPING DIMENHIDRINAT

Sudah tidak asing lagi mendengar obat ANTIMO bukan ? DIMENHIDRINAT ---- ANTIMO                                       Struktur Dimenhidrinat INDIKASI Dimenhidrinat (dramamine) adalah senyawa yang khusus digunakan untuk mabuk perjalanan dan muntah (Tjay, 2002). MEKANISME KERJA Antihistamin merupakan antagonis reseptor histamin yang mempunyai sifat menghambat efek histamin. Antihistamin mempunyai struktur yang menyerupai histamin sehingga dapat menempati reseptor histamin. Dimenhdrinat merupakan obat antihistamin generasi pertama  dengan mekanisme kerja memblok reseptor AH1. Reseptor H1 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna, saluran genitourinarius dan jaringan vascular (Helmi dan Munasir, 2007). EFEK SAMPING 1.     Mengantuk Efek sedatif ini diakibatkan oleh karena antihistamin generasi pertama ini memiliki sifat lipofilik yang dapat menembus sawar d

TURUNAN FENOTIAZIN - PROMETAZIN

TURUNAN FENOTIAZIN - PROMETAZIN Promethazine – HCl Promethazine-HCl (C17H20N2S,HCl) adalah hidroklorida dari 10-(2-dimethylamnino-n-propyl) phenothiazine. Promethazine-HCl dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri-UV akibat adanya gugus kromofor dan auksokrom seperti yang ditunjukkan pada Gambar Memiliki aksi sebagai antikolinergik, antiemetikum, lokal anastesi, dan memiliki sifat sedatif. Digunakan sebagai obat mual (antiemetikum) pada kasus motion sickness atau mabuk perjalanan. Promethazine-HCl merupakan antagonis reseptor H1, sehingga berkompetisi dengan histamin bebas untuk berikatan dengan reseptor H1, agar histamin bebas tidak dapat berinteraksi dengan sisi aktif reseptor untuk mencegah timbulnya mual (Patil dkk., 2014). Promethazine yang tersedia dalam bentuk garam dengan hidroklorida menyebabkan sifatnya menjadi hidrofil (Popescu & Grigoriu, 2012). Sebagai akibat dari sifatnya yang mudah larut dalam air, maka akan memudahkan dalam pembuatan sediaan Fast Di